Gugus Pergi dan Pengaruh Gugus Tetangga
GUGUS PERGI
Gugus pergi (disebut pula sebagai gugus
lepas) adalah suatu molekul yang dapat lepas membawa suatu pasangan elektron dalam
pemutusan ikatan kimia . Gugus pergi dapat berupa
suatu anion atau
molekul netral, dimana gugus pergi dapat menstabilkan kerapatan elektron
yang dihasilkan dari heterolisis ikatan.
Gugus pergi anionik yang umum adalah halida seperti
Cl−, Br−, dan I−, serta ester sulfonat seperti tosilat (TsO−). Fluorida (F−)
berfungsi sebagai gugus pergi dalam agen saraf gas sarin. Gugus pergi yang
merupakan molekul netral yang umum adalah air dan amonia.
Dapat
dilihat pada table :
Gugus
pergi diurutkan berdasarkan berkurangnya
kemampuan
untuk lepas
|
|
R-N2+
|
dinitrogen
|
R-OR'2+
|
dialkil eter
|
R-OSO2RF
|
perfluoroalkilsulfonat
(misalnya triflat)
|
R-OTs,
R-OMs, etc.
|
tosilat, mesilat, dan sejenisnya
|
R-I
|
iodida
|
R-Br
|
bromida
|
R-OH2+,
R-OHR'2
|
air, alkohol
|
R-Cl
|
klorida
|
R-ONO2,
R-OPO(OH)2
|
nitrat, fosfat,
dan ester anorganik lainnya
|
R-SR'2+
|
tioeter
|
R-NR'3+,
R-NH3+
|
amina, amonia
|
R-F
|
fluorida
|
R-OCOR
|
karboksilat
|
R-Oar
|
fenoksida
|
R-OH,
R-OR
|
hidroksida, alkoksida
|
R-NR2
|
amida
|
Dimana gugus pergi diurutkan dengan
ikatanya dengan R (rantai karbon)
Dalam
situasi di mana variabel lainnya tetap konstan (sifat elektrofil alkil, pelarut,
dll), perubahan nukleofil dapat menyebabkan perubahan dalam urutan reaktivitas
pada gugus pergi. Dalam kasus di bawah ini, tosilat adalah gugus pergi yang
terbaik ketika etoksida merupakan nukleofil,
namun iodida dan bahkan bromida menjadi gugus pergi yang lebih baik dalam kasus
nukleofil tiolat.
Gugus pergi Halida
Diantara alkil halida, alkil iodida
mengalami substitusi nukleofilik pada laju tercepat,alkil fluorida paling
lambat.
Orde reaktivitas alkil halida dalam
substitusi nukleofilik sama dengan orde alkil halida dalameliminasi. Iodine
memiliki ikatan paling lemah dengan karbon, dan iodida adalah gugus lepas yang paling
baik. Alkil iodida beberapa kali lebih reaktif daripada alkil bromida dan 50-100
kali lebih reaktif dari pada alkil klorida. Fluorin memiliki ikatan terkuat
dengan karbon, dan fluorida adalah gugus lepas paling lemah. dalam substitusi
nukleofilik karena mereka beberapa ribu kali kurang reaktif dari alkilklorida.
Kemampuan gugus lepas juga terkait dengan
kebasaan. Basa anion yang kuat biasanya merupakan gugus lepas yang lemah daripada basa lemah.. Fluorida adalah basa
terkuat dan gugus lepas terlemah diantara anion halida, iodida merupakan
basa terlemah dan gugus lepas yang terbaik.
PENGARUH GUGUS TETANGGA
Mekanisme Partisipasi Gugus Tetangga
Mekanisme partisipasi gugus tetangga terdiri atas dua reaksi substitusi SN2 yang masing-masing menyebabkan inversi sehingga hasilnya adalah penahanan konfigurasi. Tahap pertama reaksi ini adalah gugus tetangga bertindak sebagai nukleofil yang memaksa gugus-pergi untuk keluar, tapi tetangga tersebut masih tetap bertahan terikat pada atom karbon di mana gugus-pergi terikat sebelumnya. Di dalam tahap kedua, nukleofil eksternal mengusir gugus tetangga melalui serangan dari arah belakang.
Kecepatan reaksi yang teramati adalah lebih cepat daripada jika Y menyerang secara langsung. Hal ini karena jika reaksi di mana Y menyerang secara langsung adalah reaksi yang lebih cepat maka reaksi itulah yang seharusnya terjadi, namun fakta yang diperoleh tidak mendukung untuk terjadinya reaksi tersebut. Hukum kecepatan reaksi dalam mekanisme partisipasi gugus - tetangga adalah orde satu, Y tidak mengambil bagian dalam tahap penentu kecepatan reaksi.
Pertanyaan yang mungkin muncul adalah mengapa serangan Z lebih cepat daripada serangan Y. Jawabannya adalah gugus Z lebih tersedia pada posisi yang tepat; sedangkan untuk bereaksi dengan Y, Y harus bertumbukan dengan substrat. Reaksi antara substrat dengan Y melibatkan penurunan entropi aktivasi yang besar (ΔSǂ) karena dalam keadaan transisi, reaktan jauh kurang bebas daripada sebelumnya. Reaksi Z melibatkan pelepasan ΔSǂ yang jauh lebih kecil.
Fakta penting yang pertama untuk keberadaan mekanisme ini adalah diperlihatkannya pertahanan konfigurasi yang terjadi jika substratnya sesuai. Telah diperlihatkan bahwa pasangan treo DL-3-bromo-2-butanol ketika diolah dengan HBr menghasilkan DL-2,3-dibromobutana, sedangkan pasangan eritro-nya menghasilkan isomer meso.
Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa terjadi pertahanan konfigurasi. Kadang terjadi serangan Y pada karbon yang bukan mengikat X, melainkan pada karbon dimana mulanya Z terikat.
C=C sebagai gugus tetangga
Bukti yang kuat bahwa gugus C=C dapat bertindak sebagai gugus tetangga adalah asetolisis senyawa 8 lebih cepat 1011 kali daripada senyawa 9, dan berlangsung dengan mempertahankan konfigurasi. Data kecepatan reaksi sendiri bukanlah menjadi bukti penting bahwa asetolisis tersebut melibatkan karbokation non-klasik sebagai spesies-antara, tapi adalah bukti yang kuat bahwa gugus C=C membantu perginya gugus OTs. Bukti yang kuat untuk kebedaan karbokation non-klasik datang dari studi NMR kation norbornaldienil (10) yang relatif stabil. Spektrum spesies kimia tersebut memperlihatkan proton 2 dan 3 tidak ekuivalen dengan proton 5 dan 6.
Jadi ada interaksi antara karbon bermuatan dengan satu ikatan rangkap dua, yang mana dapat dijadikan bukti untuk keberadaan ion non-klasik yang analog dengannya.
Ikatan tunggal karbon-karbon sebagai gugus tetangga
Pengamatan tentang keterlibatan ikatan tungggal C-C sebagai gugus tetangga dilakukan pada sistem 2-norbornil. Solvolisis dalam asam asetat ekso-2-norbornil brosilat (20) menghasilkan campuran rasemik dari dua asetat ekso, dan tidak ada isomer endo yang terbentuk.
Lagi pula, kecepatan solvolisis senyawa 20 sekitar 350 kali lebih cepat daripada kecepatan solvolisis isomer endonya. Nilai perbandingan ekso/endo yang serupa ditemukan pada berbagai sistem 2,2,1 yang lain. Kedua hal tersebut (fenomena isomer dan kecepatan reaksi) di atas menunjukkan bahwa ikatan 1,6 membantu perginya gugus-pergi dan adanya keterlibatan spesies-antara nonklasik 21.
Adapun alasan mengapa solvolisis isomer endo tidak dibantu oleh ikatan 1,6 adalah karena gugus-pergi bukan pada posisi yang disukainya untuk serangan dari belakang.
Metil sebagai gugus tetangga
Pada solvolisis sistem neopentil seperti neopentil tosilat (22), hampir seluruhnya produknya adalah hasil penataan ulang, dan sudah dipastikan bahwa spesies 23 terdapat dalam jalur reaksi tersebut. Akan tetapi ada dua pertanyaan yang muncul: (1) apakah perginya gugus-pergi bersamaan dengan terbentuknya ikatan CH3-C (dalam hal ini, apakah gugus metil berpartisipasi)?; (2) apakah spesies 22 merupakan spesies-antara ataukah hanya sebagai keadaan transisi?
Bukti utama terhadap pertanyaan pertama adalah hasil studi isotop yang menunjukkan bahwa gugus metil dalam sistem neopentil ikut berpartisipasi, meskipun hal itu tidak terlalu meningkatkan kecepatan reaksi. Demikian pula untuk pertanyaan kedua, bukti bahwa speies 23 adalah spesies-antara adalah bahwa sejumlah kecil siklopropana (10 – 15%) yang dapat disiolasi dari reaksi tersebut. Spesies 23 adalah siklopropanaterprotonasi dan akan menghasilkan siklopropana pada pelepasan proton
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, 2013, Kimia Organik Fisik II, Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Carey, Francis A. 2000. Fourth Edition Organic
Chemistry.University of Virginia : TheMcGraw-Hill Companies, Inc.
Permasalahan
1. Kenapa golongan halogen dapat berperan sebagai gugus pergi?
2. Apa saja yang berpengaruh dalam perginya sebuah gugus pergi ?
3. Apakah atom H juga akan berpengaruh sebagai atom tetangga ?
terimakasih razman, menurut saya untuk pertanyaan ke 2 Dalam situasi di mana variabel lainnya tetap konstan (sifat elektrofil alkil, pelarut, dll), perubahan nukleofil dapat menyebabkan perubahan dalam urutan reaktivitas pada gugus pergi. Kemampuan gugus lepas juga terkait dengan kebasaan. Basa anion yang kuat biasanya merupakan gugus lepas yang lemah daripada basa lemah.
BalasHapusmateri yang sangat menarik, Gugus pergi yang baik adalah anion stabil (basa konjugat) dan turunan dari asam kuat. Gugus pergi yang baik biasanya adalah basa lemah.Contoh: Ion halida (I-, Cl-, Br). dimana halogen merupakan anion stabil.
BalasHapusTerimakasih razman
BalasHapusUntuk pertanyaannya
1. Halida (X-) merupakan leaving group yang baik karena bersifat basa sangat lemah sehingga keberadaannya dapat digantikan dengan mudah oleh nukleofil yang muatannya lebih negatif (lebih basa kuat). Sehingga halida mampu menstabilkan muatan negatif dalam keadaan transisi.
3. Iya, hidrogen termasuk gugus tetangga yang berpengaruh.
Sekian :)
Menurut saya untuk pertanyaan kedua yaitu Dalam situasi di mana variabel lainnya tetap konstan (sifat elektrofil alkil, pelarut, dll), perubahan nukleofil dapat menyebabkan perubahan dalam urutan reaktivitas pada gugus pergi. Kemampuan gugus lepas juga terkait dengan kebasaan. Basa anion yang kuat biasanya merupakan gugus lepas yang lemah daripada basa lemah.
BalasHapusMateri yang menarik Razman, Halogen berperan sebagai gugus pergi yg baik karena halogen termasuk basa lemah, dimana basa lemah memiliki reaktifitas yg rendah dan mudah di gantikan oleh gugus lain. sehingga basa lemah termasuk gugus pergi yg baik.
BalasHapusterimakasih atas materinya menurut saya pertanyaan pertama karena halogen bersifat basa yang lemah sehingga dapat dengan mudah digantikan dengan gugus yang lain
BalasHapusterimakasih atas materinya. saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 1. karena menurut saya golongan halogen masuk ke dalam ion halida. dimana dalam hal ini ion halida merupakan basa lemah yang termasuk dalam gugus pergi yang baik. Gugus pergi yang baik adalah anion stabil (basa konjugat) dan turunan dari asam kuat.
BalasHapusterima kasih atas materinya, menurut saya halogen atau dalam bentuk ion halida merupakn basa lemah yang menjadi gugus pergi yang baik karena memiliki reaktivitas yang rendah sehingga mudah digantikan dengan gugus lain
BalasHapusSaya akan menjawab pertanyaan pertama, halida merupakan gugus pergi yang baik karena memiliki sifat basa lemah, sehingga keberadaannya dapat digantikan oleh nukleofil yang bermuatan lebih negatif
BalasHapusHai Razman, menurut saya :
BalasHapus1. Kemampuan gugus pergi juga terkait dengan kebasaan. Basa anion yang kuat biasanya merupakan gugus pergi yang lemah daripada basa lemah.. Fluorida adalah basa terkuat dan gugus lepas terlemah diantara anion halida, iodida merupakan basa terlemah dan gugus lepas yang terbaik. Jadi golongan halogen ini memiliki kebasaan yg sangat lemah sehingga keberadaannya dapat digantikan dengan mudah oleh nukleofil yang muatannya lebih negatif dan basa lemah mmpu menstabilkan muatan negatif dalam keadaan transisi
3. atom H juga berpengaruh sebagai ato m tetangga
terimakasih
terima kasih razman atas materinya, menurut saya halogen berperan sebagai gugus pergi yg baik karena halogen termasuk basa lemah, dimana basa lemah memiliki reaktifitas yg rendah dan mudah di gantikan oleh gugus lain. sehingga basa lemah termasuk gugus pergi yg baik.
BalasHapusterimakasih atas materinya..
BalasHapussaya akan menjawab pertanyaan pertama anda.m
Menurut saya golongan halogen merupakan leaving group atau gugus pergi yang baik karena bersifat basa sangat lemah sehingga keberadaannya dapat digantikan dengan mudah oleh nukleofil yang muatannya lebih negatif (lebih basa kuat). dengan demikian halida mampu menstabilkan muatan negatif dalam keadaan transisi.
terimakasih
Menurut saya, halogen berperan sebagai gugus pergi yg baik karena halogen termasuk basa lemah. Dimana basa lemah memiliki reaktifitas yang rendah dan mudah di gantikan oleh gugus lain, sehingga basa lemah termasuk gugus pergi yg baik.
BalasHapusMenurut saya untuk jawaban no. 1 halogen merupakan leaving group yang baik karena bersifat basa sangat lemah sehingga keberadaannya dapat digantikan dengan mudah oleh nukleofil yang muatannya lebih negatif (lebih basa kuat). Sehingga halogen mampu menstabilkan muatan negatif dalam keadaan transisi.
BalasHapusTerimakasih atas materinya razman
BalasHapus1. Halida (X-) merupakan leaving group yang baik karena bersifat basa sangat lemah sehingga keberadaannya dapat digantikan dengan mudah oleh nukleofil yang muatannya lebih negatif (lebih basa kuat). Sehingga halida mampu menstabilkan muatan negatif dalam keadaan transisi.
Terimakasih :)
halogen termasuk gugus pergi yang baik karena bersifat basa lemah, sehingga keberadaannya dapat digantikan dengan mudah oleh nukleofil yang muatannya lebih negatif (lebih basa kuat). Sehingga halogen mampu menstabilkan muatan negatif dalam keadaan transisi.
BalasHapusUntuk pertanyaan pertama, karena halogen bersifat basa yang lemah sehingga dapat dengan mudah digantikan dengan gugus yang lain
BalasHapusterimakasih atas materinya disini pertanyaan pertama Kemampuan gugus pergi juga terkait dengan kebasaan. Basa anion yang kuat biasanya merupakan gugus pergi yang lemah daripada basa lemah.. Fluorida adalah basa terkuat dan gugus lepas terlemah diantara anion halida, iodida merupakan basa terlemah dan gugus lepas yang terbaik.
BalasHapusTerimakasi atas materi yang saudara sampaikan
BalasHapusSaya akan menjawab nomor 1
1. Halida (X-) merupakan leaving group yang baik karena bersifat basa sangat lemah sehingga keberadaannya dapat digantikan dengan mudah oleh nukleofil yang muatannya lebih negatif (lebih basa kuat). Sehingga halida mampu menstabilkan muatan negatif dalam keadaan transisi.
Semoga bermanfaat
1, karena golongan halogen masuk ke dalam ion halida. dimana dalam hal ini ion halida merupakan basa lemah yang termasuk dalam gugus pergi yang baik. Gugus pergi yang baik adalah anion stabil (basa konjugat) dan turunan dari asam kuat serta memiliki reaktivitas yang rendah sehingga mudah digantikan dengan gugus lain.
BalasHapusTerimakasih atas materinya razman
BalasHapusSaya akan menjawab pertanyaan pertama
Halogen berperan sebagai gugus pergi yg baik karena halogen termasuk basa lemah, dimana basa lemah memiliki reaktifitas yg rendah dan mudah di gantikan oleh gugus lain. sehingga basa lemah termasuk gugus pergi yg baik.
Terimakasih
TTerimakasih untuk materinya menurut saya jawaban no 2 yang mempengaruhi reaksi lepasnya gugus pergi adalah kekuatan gugus pergi yg juga terkait dengan kebasaan. Basa anion yang kuat biasanya merupakan gugus lepas yang lemah daripada basa lemah. Kekuatan nukleofil, serta pengaruh gugus tetangga dan kondisi lingkungan reaksi.
BalasHapusmenurut saya untuk pertanyaan ke 2 Dalam situasi di mana variabel lainnya tetap konstan (sifat elektrofil alkil, pelarut, dll), perubahan nukleofil dapat menyebabkan perubahan dalam urutan reaktivitas pada gugus pergi. Kemampuan gugus lepas juga terkait dengan kebasaan. Basa anion yang kuat biasanya merupakan gugus lepas yang lemah daripada basa lemah.
BalasHapusTerimakasih razman
BalasHapusUntuk pertanyaannya
1. Halida (X-) merupakan leaving group yang baik karena bersifat basa sangat lemah sehingga keberadaannya dapat digantikan dengan mudah oleh nukleofil yang muatannya lebih negatif (lebih basa kuat). Sehingga halida mampu menstabilkan muatan negatif dalam keadaan transisi.
3. Iya, hidrogen termasuk gugus tetangga yang berpengaruh.
semoga membantu (:
terimakasih atas penjelasan anda menurut saya
BalasHapus1. Kemampuan gugus pergi juga terkait dengan kebasaan. Basa anion yang kuat biasanya merupakan gugus pergi yang lemah daripada basa lemah.. Fluorida adalah basa terkuat dan gugus lepas terlemah diantara anion halida, iodida merupakan basa terlemah dan gugus lepas yang terbaik. Jadi golongan halogen ini memiliki kebasaan yg sangat lemah sehingga keberadaannya dapat digantikan dengan mudah oleh nukleofil yang muatannya lebih negatif dan basa lemah mmpu menstabilkan muatan negatif dalam keadaan transisi
Terimakasi atas materi yang saudara sampaikan
BalasHapusSaya akan menjawab nomor 1
1. Halida (X-) merupakan leaving group yang baik karena bersifat basa sangat lemah sehingga keberadaannya dapat digantikan dengan mudah oleh nukleofil yang muatannya lebih negatif (lebih basa kuat). Sehingga halida mampu menstabilkan muatan negatif dalam keadaan transisi.
Semoga bermanfaat
Terimakasih razman,
BalasHapusMenurut saya :
1. Halida (X-) merupakan leaving group yang baik karena bersifat basa sangat lemah sehingga keberadaannya dapat digantikan dengan mudah oleh nukleofil yang muatannya lebih negatif (lebih basa kuat). Sehingga halida mampu menstabilkan muatan negatif dalam keadaan transisi.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerimakasih atas materinya razman
BalasHapus1. Halida (X-) merupakan leaving group yang baik karena bersifat basa sangat lemah sehingga keberadaannya dapat digantikan dengan mudah oleh nukleofil yang muatannya lebih negatif (lebih basa kuat). Sehingga halida mampu menstabilkan muatan negatif dalam keadaan transisi.
Terimakasih :)
Terima kasih saya akan menjawab
BalasHapus1. Kemampuan gugus pergi juga terkait dengan kebasaan. Basa anion yang kuat biasanya merupakan gugus pergi yang lemah daripada basa lemah.. Fluorida adalah basa terkuat dan gugus lepas terlemah diantara anion halida, iodida merupakan basa terlemah dan gugus lepas yang terbaik. Jadi golongan halogen ini memiliki kebasaan yg sangat lemah sehingga keberadaannya dapat digantikan dengan mudah oleh nukleofil yang muatannya lebih negatif dan basa lemah mmpu menstabilkan muatan negatif dalam keadaan transisi