KEASAMAN DAN KEBASAHAN SENYAWA ORGANIK
sebelum kita membahas tentang asam basa senyawa organik kita akan membahas, definisi untuk sifat asam dan basa menurut parah ahli terlebih dahulu
Teori Asam basa Arrhenius
definisi asam basa Arrhenius dalam versi modern adalah sebagai berikut :
Asam adalah zat yang menambah konsentrasi ion hidronium (H3O+) dalam larutan air, dan basa adalah zat yang menambah konsentrasi ion hidroksida (OH-).
Secara kimia
dapat di nyatakan :
Asam
Merupakan senyawa
yang larut dalam air dan membentuk H3O+ dan ion negative
disebut asam.
Basa
Teori Asam basa Brønsted-Lowry
Menurut teori asam basa Brønsted-Lowry, sifat asam
atau basa ditentikan oleh kemampuan senyawa melepas atau menerima proton (H + )
Asam
Zat dalam larutan
disebut asam (HA) bila dapat melepaskan proton kepada molekul pelarut (HL).
Sebagai contoh :
Jadi, ternyata air bersifat basa bila terdapat asam didalamnya.
Basa
Yang
disebut basa (B) hádala zat yang dapat menerima proton dari pelarut (HL).
Asam Organik
Asam organik adalah asam yang memiliki kerangka karbon. Dalam kategori ini ada sejumlah kelas asam proton netral dan basa. Tiga jenis utama asam Bronsted Lowry organik netral adalah asam karboksilat, fenol, dan alkohol. Masing-masing dari ketiga kelompok fungsional ini memiliki kelompok -OH.
Masing-masing dari mereka dapat dikaitkan sebagai asam seperti perbedaan elektronegativitas antara oksigen dan hidrogen yang terlibat dalam ikatan O-H. Perbedaan kekuatan asam dari ketiga gugus fungsional tersebut disebabkan oleh perbedaan stabilitas basa konjugasi. Yang paling asam dari ketiganya adalah asam karboksilat yang ditandai dengan adanya gugus karboksil R-COOH.
Asam karboksilat ini merupakan asam asam organik yang paling asam namun asamnya agak lemah karena pKa asam asetat adalah 4,8 yang mengindikasikan bahwa hanya sebagian kecil molekul asam ini yang terionisasi dalam larutan berair. Meskipun asam karboksilat lebih lemah daripada asam mineral namun dianggap paling kuat di antara asam organik netral.
Asam karboksilat
Alasan kekuatan relatif asam karboksilat adalah basa konjugasi yang dinaikkan resonansi dan membuatnya menjadi dasar yang lemah.
Asam organik dapat didefinisikan sebagai senyawa organik dengan sifat asam. Asam organik yang paling umum dalam makanan adalah asam karboksilat dimana gugus karboksil -COOH terdisosiasi menjadi basis proton dan konjugasi dan memberi asam dengan sifat asamnya.
Asam organik sebagian terdisosiasi dalam larutan berair netral dan umumnya dianggap sebagai asam lemah. Deprotonasi asam memberikan anion karboksilat yang distabilkan oleh resonansi karena muatan negatif terdelokalisasi di antara dua atom oksigen yang pada akhirnya meningkatkan stabilitas.
Asam organik dengan berat molekul rendah larut dalam air sedangkan asam organik dengan berat molekul lebih rendah tidak dapat larut karena sifat hidrofobik rantai alkil meningkat. Asam organik memiliki titik didih lebih tinggi daripada air karena dapat membentuk dimer yang stabil terpisah dari luas permukaan yang lebih besar.
Basa organik dicirikan dengan adanya atom dengan pasangan elektron bebas yang dapat mengikat proton. Senyawa-senyawa yang mengandung atom nitrogen adalah salah satu contoh basa organik, tetapi senyawa yang mengandung oksigen dapat pula bertindak sebagai basa ketika direaksikan dengan asam yang cukup kuat. Perlu dicatat bahwa senyawa yang mengandung atom oksigen dapat bertindak sebagai asam maupun basa, tergantung lingkungannya. Misalnya aseton,amina dan metil alkohol dapat bertindak sebagai asam ketika menyumbangkan proton, tetapi sebagai basa ketika atom oksigennya menerima proton.
Dua faktor yang mempengaruhi kekuatan dari sebuah basa adalah:
1.Kemudahan pasangan bebas mengikat ion hidrogen,
2.kestabilan dari ion yang terbentuk.
Amina
Terdapat
tiga jenis amina sesuai dengan jumlah atom H yang dapat digantikan oleh gugus
alkil, yaitu amina primer (R–NH2), amina sekunder (R2–NH), dan amina tersier
(R3–N). Tata nama trivial untuk ketiga senyawa tersebut diturunkan dari nama
gugus alkilnya. Contoh :
Penataan nama
secara sistematis (IUPAC), amina primer diturunkan dari alkana dengan
menambahkan kata –amino. Nomor atom karbon terkecil diberikan kepada atom
karbon yang mengikat gugus –NH2.
Contoh :
Senyawa
amina dianggap turunan dari amonia sehingga sifat-sifatnya ada kemiripan dengan
amonia. Amina adalah basa lemah yang dapat mengikat proton (H+) membentuk garam
amonium, dan sifat inilah yang menyebakan senyawa amina sebagai salah satu
senyawa basa organik
DAFTAR PUSTAKA
Kotz., John.C, Purcel, K.F., 1987, Chemistry and Chemical Reactivity, Saunders College
Publishing, New York, USA
Oxtoby, D.W., 2002, Principles of Modern Chemistry, Nelson Thomson Learning Inc,
Toronto, Canada.
Pertanyaan :
Dapatkan asam atau basa Organik kita sintesis dari dua senyawa anorganik ?
Materi yang sangat menarik, menurut saya tidak bisa dikarenakan senyawa anorganik itu identik dengan senyawa logam, sedangkan organik tidak.
BalasHapusTerimakasih atas materinya
BalasHapusMenurut saya bisa karena , kita dapat mensisntesi senyawa organik dari suatu senyawa anorganik contohnya adalah urea (yang biasa dihasilkan dari urine makhluk hidup) dengan menggunakan zat anorganik, yaitu dengan mereaksikan perak sianat dengan amonium klorida membentuk amonium sianat.
Terimakasih atas materinya
BalasHapusMenurut saya bisa karena , kita dapat mensisntesi senyawa organik dari suatu senyawa anorganik contohnya adalah urea (yang biasa dihasilkan dari urine makhluk hidup) dengan menggunakan zat anorganik, yaitu dengan mereaksikan perak sianat dengan amonium klorida membentuk amonium sianat.
Menurut saya bisa seperti sintesis urea.
BalasHapusterimakasih atas penjelasannya..
BalasHapusmenurut saya asam atau basa organik dapat disintesis dari senyawa anorganik contohnya pada sintesis urea dengan menggunakan zat anorganik berupa perak sianat dengan amonium klorida..
maaf jika jawaban saya kurang tepat